"Ada beberapa faktor yang tidak bisa tidak ada dalam negeri Tanete dan harus merupakan satu kesatuan dan penuh kekompakan, yaitu Arungnge (raja), inattauwwe (tokoh masyarakat), Tomappangara-wampangnge (pemerintah) dan Taumaega'e (orang banyak)".
Merupakan salah satu pesan Raja Tanete, jika kelimanya berada dalam satu kesatuan visi, maka niscaya negeri lain akan tumbang, kecuali sudah tumbang negeri Tanete. Namun, jika bercerai berai, maka sebaliknya pun akan terjadi.
Kerajaan Tanete adalah salah satu dari sekian banyak kerajaan di Sulawesi Selatan yang pernah ada. Keberadaan Kerajaan Tanet dengan segala pasang surutnya juga merupakan titik awal pemerintahan yang lahir pada zamannya di Barru.
Buku SEJARAH KERAJAAN TANETE merupakan terjemahan dari buku yang berjudul "Geshiedenis van Tanete" oleh G.H. Nieman, yang diterbitkan di s' Gravenhage Negeri Belanda pada tahun 1883. Buku ini juga ditulis dengan menggunakan kosa kata bahasa Bugis lama (klasik) disertai dengan penjelasannya (aantekeningen) dalam bahasa Belanda lama (klasik).
Selain berisi fakta sejarah, juga menoinjolkan peristiwa-peristiwa yang melukiskan kepatriotisme para Raja Tanete Tempo Doeloe serta falsafah hidup orang Tanete, yang telah diceritakan oleh seorang Raja Tanete (belum jelas pengarangnya) di dalam lontara'nya (surat), yang kemudian dicetak dan dialihbahasakan oleh G.H. Nieman pada tahun 1883. Hal ini ditandai dengan adanya kalimat terakhir dari naskah aslinya "Gangkannami'e Pura Naparilaleng Sure' Karaengnge Ritanete", yang artinya hanya sampai disini saja yang pernah ditulis oleh Raja Tanete".
Buku ini untuk menyelamatkan kembali naskah-naskah sejarah masa lalu, dan menjadi salah satu koleksi Layanan Deposit, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan yang berlokasi jalan Sultan Alauddin Km. 7 Tala'salapang-Makassar.
Alih Bahasa: Basrah Gising
Penerbit: Sama Jaya Makassar
Tempat Terbit: Makassar.
Tahun Terbit: 2002