Aksara Bugis hanya memiliki 19 huruf, karena aksara Bugis tidak mempunyai konsonan N atau NG. Membaca warkat atau surat dalam bahasa Bugis, selayaknya paham/mengerti bahasa Bugis atau mengerti maksudnya, sebab tulisan bisa persis sama tapi artinya berbeda.
Walau begitu, mempelajari huruf dan bahasa Bugis tidaklah sulit, yang penting kemauan, lebih-lebih bahasa Bugis banyak mengandung kata-kata mutiara, pepatah, nasehat-nasehat yang berasal dari pendahulu atau nenek moyang yang diistilahkan BOKONG TEMMAWARI (bekal tak basi) disingkat BT yang bersumber dari bahasa sehari-hari tapi jarang digunakan atau jarang kedengaran, tetapi berisikan nasehat atau pelajaran yang berguna untuk mengarungi hidup. Seperti Aja mupakasiri tauwe ritengana tau ega e, artinya: jangan mempermalukan orang lain ditengah banyak orang.
Ajak mucaro beangi padammu tau, artinya jangan anggap rendah sesama. Hormatilah setiap orang tanpa memandang pakaiannya atau luarnya. Allah SWT tidak menilai seorang hamba dari luarnya (cantik, buruk, putih, hitam, gemuk, kurus, dsb) melainkan dari bathinnya atau hatinya. Maka itu setiap hati harus baik.
Buku ISTILAH TORIOLO: Dengan Aksara Bugis membahas 100 istilah-istilah asli seperti Ajak muabbeangngi nenenu, ambokmu, sibawa indokmu; Ajak muassola salaiwi agagae; Ajak muassola solaiwi sungekmu; Ajak mucabbang majjanci; Ajak mucabbang mattinjak; Ajak mucaro beangi padammu tau; Aja muengkalinga ada saraddasi; Aja mukalinja linja; Aja mukajilijili; Ajak mukakado kado, pikkirikiwi madeceng, dan lain sebagainya. Buku ini merupakan salah satu koleksi Layanan Deposit, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan yang berlokasi jalan Sultan Alauddin km. 7 Tala'salapang-Makassar.
Dengan Aksara Bugis
Penyusun: Muh. Armynal Patiroi
Tempat Terbit: Jambi
Tahun Terbit: 2014